Thursday, January 15, 2009

Ngapain sih mendukung Palestina?

rKalau ada ribut-ribut di negara- negara Arab, misalnya di
> Mesir, Palestina, atau Suriah, kita sering bertanya apa
> signifikansi dukungan terhadap Negara tersebut. Misalnya
> baru-baru ini ketika Palestina diserang. Ngapain sih
> mendukung Palestina?
>
> Pertanyaan tersebut diatas sering kita dengar, terutama
> karena kita bukan orang Palestina, bukan bangsa Arab, rakyat
> sendiri sedang susah, dan juga karena entah mendukung atau
> enggak, sepertinya tidak berpengaruh pada kegiatan kita
> sehari-hari. Padahal, untuk yang belum mengetahui.. kita
> sebagai orang Indonesia malah berhutang dukungan untuk
> Palestina.
>
> Sukarno-Hatta boleh saja memproklamasikan kemerdekaan RI de
> facto pada 17 Agustus 1945, tetapi perlu diingat bahwa untuk
> berdiri (de jure) sebagai negara yang berdaulat, Indonesia
> membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain. Pada poin ini
> kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh
> Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia bisa berdaulat.


>
> Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari
> Palestina dan Mesir, seperti dikutip dari buku
> "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" yang
> ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan
> Indonesia , M. Zein Hassan Lc. Buku ini diberi kata sambutan
> oleh Moh.
> Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI), M.
> Natsir (mantan Perdana Menteri RI), Adam Malik (Menteri Luar
> Negeri RI ketika buku ini diterbitkan) , dan Jenderal
> (Besar) A.H. Nasution.
>
> M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, menyatakan
> dalam bukunya pada hal. 40, menjelaskan tentang peranserta,
> opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan
> Indonesia, di saat negara-negara lain belum berani untuk
> memutuskan sikap.
>
> Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin
> Al-Husaini -mufti besar Palestina- secara terbuka mengenai
> kemerdekaan Indonesia:
>
> ".., pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa
> Arab menyiarkan 'ucapan selamat' mufti Besar
> Palestina Amin Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman
> pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami,
> bertepatan 'pengakuan Jepang' atas kemerdekaan
> Indonesia. Berita yang
> disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami
> sebar-luaskan, bahkan harian "Al-Ahram" yang
> terkenal telitinya juga menyiarkan." Syekh Muhammad
> Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti Palestina
> juga berkenan menyambut kedatangan delegasi "Panitia
> Pusat Kemerdekaan
> Indonesia" dan memberi dukungan penuh. Peristiwa
> bersejarah tersebut tidak banyak diketahui generasi
> sekarang, mungkin juga para pejabat dinegeri ini.
>
> Bahkan dukungan ini telah dimulai setahun sebelum
> Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI.
> Tersebutlah seorang Palestina yang sangat bersimpati
> terhadap perjuangan Indonesia, Muhammad Ali Taher. Beliau
> adalah seorang saudagar kaya Palestina yang spontan
> menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta
> tanda bukti dan berkata: "Terimalah semua kekayaan saya
> ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia .."
>
> Setelah seruan itu, maka negara daulat yang berani mengakui
> kedaulatan RI pertama kali oleh Negara Mesir 1949. Pengakuan
> resmi Mesir itu (yang disusul oleh negara-negara Tim-Teng
> lainnya) menjadi modal besar bagi RI untuk secara sah diakui
> sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh.
> Pengakuan itu membuat RI berdiri sejajar dengan Belanda
> (juga dengan negara-negara merdeka lainnya) dalam segala
> macam perundingan & pembahasan tentang Indonesia di
> lembaga internasional.
>
> Dukungan Mengalir Setelah Itu Setelah itu, sokongan dunia
> Arab terhadap kemerdekaan Indonesia menjadi sangat kuat.
> Para pembesar Mesir, Arab dan Islam membentuk 'Panitia
> Pembela Indonesia '. Para pemimpin negara dan
> perwakilannya di lembaga internasional PBB dan Liga Arab
> sangat
> gigih mendorong diangkatnya isu Indonesia dalam pembahasan
> di dalam sidang lembaga tersebut.
>
> Di jalan-jalan terjadi demonstrasi- demonstrasi dukungan
> kepada Indonesia oleh masyarakat Timur Tengah. Ketika
> terjadi serangan Inggris atas Surabaya 10 November 1945 yang
> menewaskan ribuan penduduk Surabaya, demonstrasi anti
> Belanda-Inggris merebak di Timur-Tengah khususnya
> Mesir. Sholat ghaib dilakukan oleh masyarakat di
> lapangan-lapangan dan masjid-masjid di Timur Tengah untuk
> para syuhada yang gugur dlm pertempuran yang sangat dahsyat
> itu.
>
> Yang mencolok dari gerakan massa internasional adalah
> ketika momentum Pasca Agresi Militer Belanda ke-1, 21 juli
> 1947, pada 9 Agustus. Saat kapal "Volendam" milik
> Belanda pengangkut serdadu dan senjata telah sampai di Port
> Said. Ribuan penduduk dan buruh pelabuhan Mesir berkumpul di
> pelabuhan itu. Mereka menggunakan puluhan motor-boat dengan
> bendera merah-putih – tanda solidaritas- berkeliaran di
> permukaan air guna mengejar dan menghalau blokade terhadap
> motor-motor- boat perusahaan asing yang ingin menyuplai air
> & makanan untuk kapal "Volendam" milik Belanda
> yang berupaya melewati Terusan Suez, hingga kembali ke
> pelabuhan. Kemudian motor boat besar pengangkut logistik
> untuk Volendam" bergerak dengan dijaga oleh 20 orang
> polisi bersenjata beserta Mr. Blackfield, Konsul Honorer
> Belanda asal Inggris, dan Direktur perusahaan pengurus kapal
> Belanda di pelabuhan. Namun hal itu tidak menyurutkan
> perlawanan para buruh Mesir.
>
> Wartawan 'Al-Balagh' pada 10/8/47 melaporkan:
>
> "Motor-motor boat yang penuh buruh Mesir itu mengejar
> motor-boat besar itu dan sebagian mereka dapat naik ke atas
> deknya. mereka menyerang kamar stirman, menarik keluar
> petugas-petugasnya, dan membelokkan motor-boat besar itu
> kejuruan lain."
>
> Melihat fenomena itu, majalah TIME (25/1/46) dengan nada
> minornya menakut-nakuti Barat dengan kebangkitan
> Nasionalisme- Islam di Asia dan Dunia Arab.
> "Kebangkitan Islam di negeri Muslim terbesar di dunia
> seperti di Indonesia akan menginspirasikan negeri-negeri
> Islam lainnya
> untuk membebaskan diri dari Eropa."
>
> Melihat peliknya usaha kita untuk merdeka, semoga bangsa
> Indonesia yang saat ini merasakan nikmatnya hidup berdaulat
> tidak melupakan peran bangsa bangsa Arab, khususnya
> Palestina dalam membantu perdjoeangan kita.
>
> Statement Tokoh dalam buku ini:
>
> Dr. Moh. Hatta
> "Kemenangan diplomasi Indonesia yang dimulai dari
> Kairo. Karena dengan
> pengakuan Mesir dan negara-negara Arab lainnya terhadap
> Indonesia
> sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh, segala
> jalan tertutup
> bagi Belanda untuk surut kembali atau memungkiri janji,
> sebagai selalu
> dilakukannya di masa-masa yang lampau."
>
> A.H. Nasution
> "Karena itu tertjatatlah, bahwa negara-2 Arab jang
> paling dahulu
> mengakui RI dan paling dahulu mengirim misi diplomatiknja
> ke Jogja dan
> jang paling dahulu memberi bantuan biaja bagi diplomat-2
> Indonesia di
> luar negeri. Mesir, Siria, Irak, Saudi-Arabia, Jemen,
> memelopori pengakuan de jure RI bersama Afghanistan dan
> IranTurki
> mendukung RI. Fakta-2 ini merupakan hasil perdjuangan
> diplomat-2
> revolusi kita. Dan simpati terhadap RI jang tetap luas di
> negara-2 Timur
> Tengah merupakan modal perdjuangan kita seterusnja, jang
> harus terus
> dibina untuk perdjuangan jang ditentukan oleh UUD '45 :
> "ikut
> melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan,
> perdamaian
> abadi dan keadilan sosial".
>
> "Perumpamaan kaum muslimin yang saling kasih mengasihi
> dan cinta
> mencintai antara satu sama lain ibarat satu tubuh. Jika
> salah satu
> anggota berasa sakit maka seluruh tubuh akan turut berasa
> sakit dan
> tidak dapat tidur." (HR Bukhari)

1 comment:

  1. Knapa qt mendukung palestina?? Krn negara mrk mayoritas muslim & qt sbg sesama umat muslim wajib membela & mendukung mrk...

    Sudah bnyk anak-anak yg gagh b'dosa tlh m'jadi korban kebiadaban negara israel..

    Mudah2 an smua mslh antara k dua negara tsb dpt t'selesaikan dgn baik,,Amien..

    ReplyDelete